Jumat, 26 Agustus 2011

NAMAKU HILMIA MADANI

Namaku Hilmia Madani. Bagus kan? hehe.. Ya aku sangat bersyukur mendapat nama seindah itu. Dua kata yang sederhana namun luar biasa. Nama ini pemberian dari kedua orang tua ku khusus untuk putrinya, yaitu aku.

Secara etimologi, dua kata ini memiliki makna yang positif. Ya, karena nama adalah doa dari orang tua untuk anak-anaknya. Hilmia dan Madani keduanya berasal dari bahasa arab. Hilmia berasal dari kata hilmi yang artinya tenang. Aku akui, aku masih termasuk dalam kategori orang yang kalem atau pendiam, walau terkadang di suatu kondisi hal itu tidak berlaku lagi,hehe.. Ini bukan aku yang bilang, banyak teman-temanku yang bilang bahwa aku adalah orang yang pendiam. Padahal sebenarnya ga pendiam-pendiam amat siy, kadang-kadang,hehe..  mungkin kata yang lebih tepat bukan pendiam, tapi kalem. Apa bedanya? Ya entahlah.. Mungkin untuk itu ibuku memilihkan kata Hilmia agar aku menjadi anak yang shalihah yang penuh dengan kedamaian dan dapat memberikan ketenangan. Semoga saja. Amin.

Dan Madani asal kata dari kata madinah yaitu kota. Jika kita melihat sejarah peradaban islam, maka sebaik-baiknya kota pada saat itu adalah kota Madinah, bahkan Nabi Muhammad mengubah nama kota tempatnya berhijrah yaitu kota Yastrib menjadi kota Madinah. Dan kata Madani pun dalam bahasa indonesia sering disandingkan dengan kata masyarakat, menjadi Masyarakat Madani, yaitu masyarakat yang berbudi, atau dapat juga dikatakan sebaik-baiknya masyarakat. Dan disini Ayahku berharap agar aku menjadi yang terbaik nantinya kelak besar nanti.

Secara historis, pemberian nama Hilmia Madani ini dilatar belakangi oleh beberapa musabab. Mengapa ibuku memilihkan nama Hilmia dan ayahku menambahkan kata Madani setelahnya. Pertama, ibuku dulu memiliki teman seorang aktifis juga sama seperti ibuku yang bernama Hilmia, orangnya pintar, baik, cerdas, aktif dan ibuku mengagumi orang itu. Maka itulah terpilih nama Hilmia agar kelak aku dapat menjadi seperti teman ibuku itu. Dan sekarang, yah mirip-mirip sedikitlah,hehe..

Kedua, aku lahir tanpa ayah. Maksudnya, ketika aku dilahirkan, ayahku sedang tidak ada di indonesia. Kala itu ayahku sedang menunaikan ibadah haji. Tepat saat kelahiranku, ayahku sedang berada di kota Madinah. Maka dipilihlah kata Madani yang terispirasi dari kata Madinah itu setelahnya, "biar jadi kenang-kenangan" begitu kata ayahku. Hmm.. seperti oleh-oleh dari sana saja aku ini. Ckckckck.. Tapi aku senang, setidaknya beberapa orang mengira aku ini anak impor yang dilahirkan di Madinah sana,hehe.. Karena pada awalnya, ibu dan ayah ku berencana untuk pergi haji bersama karena pada saat itu yang memberangkatkan dari kantor ayahku, namun takdir berkata lain, mereka tidak pergi ke tanah suci bersama karena Allah menitipkan aku di perut ibuku. Untuk ayah dan ibuku, peace ya! Bukannya mau ganggu, tapi ini sudah kehendak tuhan,hehe.. ^_^

Aku tidak akan pernah menyesal memiliki nama yang begitu indah ini. Hilmia Madani. Namaku berada di urutan tengah-tengah dalam buku absen. Jadi, aku bukan yang paling awal dipanggil dan juga tidak terlalu lama menunggu di urutan terakhir, karna aku ditengah-tengah. Hehe.. selain itu namaku juga mudah dihapal karena tidak terlalu panjang. Walaupun banyak yang bernama Hilmia, tapi tak ada lagi satupun yang bernama Hilmia Madani.

Semoga ribuan bahkan jutaan doa kedua orang tuaku yang terkandung dalam nama ini dapat terwujud. Jangan hentikan doa mu pada ku dan empat saudaraku yang lain. Yang juga kau berikan nama-nama indah penuh makna pada kakak sulungku Dini Syahidah, kakak kedua ku Yusril Amri, dan dua adik bungsu ku Fathurrahman dan Fathurrahim. Dan namamu, oh ayahanda Ibnu Hajar Arasy dan ibunda Nur Fadhliyah, pasti akan terus terukir indah dalam sanubari kami, anak-anakmu. Terimakasih Ayah Ibu.

Syukurku Ya Rabb... limpahkan lah selalu rahmat dan kasih sayang Mu pada mereka dan ampunilah dosa-dosanya. Tuntunlah mereka ke Jannah Mu Rabb.. Amin.


Wallau'alambisshowab...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar