Namaku Hilmia Madani. Bagus kan? hehe.. Ya
aku sangat bersyukur mendapat nama seindah itu. Dua kata yang sederhana namun
luar biasa. Nama ini pemberian dari kedua orang tua ku khusus untuk putrinya, yaitu
aku.
Secara etimologi, dua kata ini memiliki makna
yang positif. Ya, karena nama adalah doa dari orang tua untuk anak-anaknya. Hilmia
dan Madani keduanya berasal dari bahasa arab. Hilmia berasal dari kata hilmi
yang artinya tenang. Aku akui, aku masih termasuk dalam kategori orang yang kalem atau pendiam, walau terkadang di suatu kondisi hal itu tidak berlaku
lagi,hehe.. Ini bukan aku yang bilang, banyak teman-temanku yang bilang bahwa
aku adalah orang yang pendiam. Padahal sebenarnya ga pendiam-pendiam amat siy,
kadang-kadang,hehe.. mungkin kata yang lebih tepat bukan pendiam, tapi
kalem. Apa bedanya? Ya entahlah.. Mungkin untuk itu ibuku memilihkan kata
Hilmia agar aku menjadi anak yang shalihah yang penuh dengan kedamaian dan
dapat memberikan ketenangan. Semoga saja. Amin.
Dan Madani asal kata dari kata madinah yaitu
kota. Jika kita melihat sejarah peradaban islam, maka sebaik-baiknya kota pada
saat itu adalah kota Madinah, bahkan Nabi Muhammad mengubah nama kota tempatnya
berhijrah yaitu kota Yastrib menjadi kota Madinah. Dan kata Madani pun dalam
bahasa indonesia sering disandingkan dengan kata masyarakat, menjadi Masyarakat Madani, yaitu
masyarakat yang berbudi, atau dapat juga dikatakan sebaik-baiknya masyarakat.
Dan disini Ayahku berharap agar aku menjadi yang terbaik nantinya kelak besar
nanti.
Secara historis, pemberian nama Hilmia Madani
ini dilatar belakangi oleh beberapa musabab. Mengapa ibuku memilihkan nama
Hilmia dan ayahku menambahkan kata Madani setelahnya. Pertama, ibuku dulu
memiliki teman seorang aktifis juga sama seperti ibuku yang bernama Hilmia,
orangnya pintar, baik, cerdas, aktif dan ibuku mengagumi orang itu. Maka
itulah terpilih nama Hilmia agar kelak aku dapat menjadi seperti teman ibuku
itu. Dan sekarang, yah mirip-mirip sedikitlah,hehe..
Kedua, aku lahir tanpa ayah. Maksudnya, ketika
aku dilahirkan, ayahku sedang tidak ada di indonesia. Kala itu ayahku sedang
menunaikan ibadah haji. Tepat saat kelahiranku, ayahku sedang berada di kota
Madinah. Maka dipilihlah kata Madani yang terispirasi dari kata Madinah itu
setelahnya, "biar jadi kenang-kenangan" begitu kata ayahku. Hmm.. seperti
oleh-oleh dari sana saja aku ini. Ckckckck.. Tapi aku senang, setidaknya
beberapa orang mengira aku ini anak impor yang dilahirkan di Madinah
sana,hehe.. Karena pada awalnya, ibu dan ayah ku berencana untuk pergi haji
bersama karena pada saat itu yang memberangkatkan dari kantor ayahku, namun
takdir berkata lain, mereka tidak pergi ke tanah suci bersama karena Allah
menitipkan aku di perut ibuku. Untuk ayah dan ibuku, peace ya! Bukannya mau
ganggu, tapi ini sudah kehendak tuhan,hehe.. ^_^
Aku tidak akan pernah menyesal memiliki nama
yang begitu indah ini. Hilmia Madani. Namaku berada di urutan tengah-tengah
dalam buku absen. Jadi, aku bukan yang paling awal dipanggil dan juga tidak
terlalu lama menunggu di urutan terakhir, karna aku ditengah-tengah. Hehe..
selain itu namaku juga mudah dihapal karena tidak terlalu panjang. Walaupun
banyak yang bernama Hilmia, tapi tak ada lagi satupun yang bernama Hilmia
Madani.
Semoga ribuan bahkan jutaan doa kedua orang
tuaku yang terkandung dalam nama ini dapat terwujud. Jangan hentikan doa mu
pada ku dan empat saudaraku yang lain. Yang juga kau berikan nama-nama indah
penuh makna pada kakak sulungku Dini Syahidah, kakak kedua ku Yusril Amri, dan
dua adik bungsu ku Fathurrahman dan Fathurrahim. Dan namamu, oh ayahanda Ibnu
Hajar Arasy dan ibunda Nur Fadhliyah, pasti akan terus terukir indah dalam
sanubari kami, anak-anakmu. Terimakasih Ayah Ibu.
Syukurku Ya Rabb... limpahkan lah selalu rahmat
dan kasih sayang Mu pada mereka dan ampunilah dosa-dosanya. Tuntunlah mereka ke
Jannah Mu Rabb.. Amin.
Wallau'alambisshowab...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar