Rabu, 27 Februari 2013

Kenangan Kedai Mang Arip


Kabar duka di penghujung bulan Februari 2013. Innalillahi wa inna ilaihi raaji’un. Telah berpulang ke rahmatullah saudara kita Syafii Ma’arif (Mang Arip, warung di ICM) di RSUD Cianjur. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT. Aamiin.

Belum lagi duka di tanah Cipanas atas kepergian Guru besar Ustadz Ahmad Rifa’I beberapa minggu lalu, kini menyusul Mang Arip pergi meninggalkan kita semua menuju Sang Pencipta. Sosok lelaki besar berkulit putih dan fasih berbahasa sunda itu terkenal dikalangan santriwan dan santriwati ICM. Karena tujuan pertama ketika bel istirahat berbunyi adalah warung Mang Arip. Ada gorengan, chiki-chiki, coklat, wafer, agar-agar dan yang paling terkenal adalah jus nya.

Teringat kisah saat masih di bangku SMP dulu . Letak warung Mang Arip ada tepat di belakang kelas satu SMP (sekarang ruang musik).  Saat jam sekolah berlangsung, seringkali rasa kantuk dan lapar yang melanda mengganggu konsentrasi kami. Untuk meminimalisirnya kami memesan jajanan ke warung Mang Arip. Ada yang diam-diam keluar kelas menuju warung saat guru tidak ada, dengan membawa banyak pesanan dari titipan teman-teman yang lain. Yang jalan satu atau dua orang, tapi pesanannya hampir dari satu kelas. Bukan via telepon, karena pada saat itu kami tidak diperbolehkan membawa tenpon genggam. salah satu cara kami yang menurutku konyol untuk memesan ajanan kami adalah dengan naik ke atas meja di barisan tengah paling belakang, berusaha agar kepala terlihat dari jendela kelas yang letaknya cukup tinggi. Dan kemudian berteriak sesuai pesanannya masing-masing. dan Mang Arip pun dengan sigap menyiapkan pesanan.

Mang Arip merupakan orang yang cukup humoris dan paling update sama berita-berita yang ada di ICM. Dari yang umum sampai pribadi juga beliau bisa tau. Entah dari mana datangnya berita itu. Tapi ya mungkin saja, toh hampir semua anak ICM suka mampir ke warung Mang Arip. Misalnya Si ini pacarnya si itu, si anu suka kaya gitu, si ono lagi berantem sama si itu, dan lain sebagainya. Tiap ada subjek berita yang dateng pasti dibecandain, tapi ga masalah kok masih dalam batas wajar.

Mang Arip dikenal sebagai orang yang baik hati. Sangat baik hati. Karena warungnya menyediakan fasilitas prabayar, alias “Nganjuk” (red : kasbon) J. Tidak sedikit anak ICM yang sering jajan disana, tidak hanya membeli cemilan, tapi juga membeli makanan pengganti makanan pokok ketika makanan dari dapur sekolah kurang disuka. Anak putra lebih banyak menggunakan fasilitas prabayar dibandingkan anak putri. Kalau anak putri biasanya tidak mau menggunakan fasilitas ini karena gengsi, malu kalau ketauan sama anak putra. Karna, pelanggan yang nganjuknya paling banyak dan tidak dibayar selama beberapa bulan itu namanya akan dipajang di dinding warung Mang Arip. Dan itulah salah satu yang menjadi ciri khas. Ternyata tidak cuma santri aja yang nganjuk, tapi alumni juga ada yang masih nganjuk dan belum juga bayar hutangnya. Hayoo siapa tuh? Haduduh…  Mang Arip sabar bener yah.

Terakhir saya tau, seiring berkembangnya teknologi komunikasi, warung Mang Arip melakukan gebrakan baru lagi dengan menyediakan paket delivery J. Ide ini mungkin tercetus ketika ada peraturan kalo anak putri ga boleh keluar setelah bel keluar sekolah malem. Jadi ga sempet jajan. Padahal malem-malem itu suka pada lapar dan ga ada makanan. Ada sih kantin asrama putri, tapi malem-malem udah tutup. Jadi Mang arip memberikan solusi kepada para perut yang kelaparan itu untuk mengirim pesan yang isinya daftar jajanan yang mau dibeli via SMS ke HP mang Arip. Dalam waktu kurang dari setengah jam pesanan sampai dan masih hangat, hehe. Wow, brilliant!

Mang Arip juga pernah mencoba merantau ke negri tetangga untuk mencari peruntungan rezeki, menjadi TKI di Malaysia. Ga lama sih, kurang lebih satu atau dua tahun. Setelah itu balik lagi ke Indonesia dengan tubuh yang lebih kurus dari sebelumnya dan kembali mengurusi warungnya.

Dan sekarang, Mang Arip sudah tiada. Almarhum bukan hanya sekedar tukang jualan jus, tapi juga saudara bagi kami warga ICM. Kepergiannya meninggalkan haru. Lagi, kami kehilangan. Selamat jalan Mang Arip. Semoga ditempatkan ditempat yang terbaik di sisi Allah SWT. Dan untuk keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan. Aamiin.