Terkadang mengenang masa lalu itu adalah suatu hal yang menyenangkan.
Ya, apalagi kenangan yang kita ingat itu adalah kenangan-kenangan yang indah.
Inilah tempat di mana aku menghabiskan waktu
selama 6 tahun bersama teman-teman, adik kelas, kakak kelas, ibu-ibu asrama dan
ibu-ibu dapur juga tentunya,hehe.. ya, karena dapur sekolah letaknya ada di
dalam asrama ini. Ya, Asrama Putri, yang biasa disebut oleh para penghuninya
yang cantik-cantik ini dengan sebutan ASPI. Gedung dua lantai yang terdiri dari 7
kamar tiap lantainya dan diberi nama wanita-wanita sholehah pada zaman Rasul
seperti Halimatussa’diyah, Siti Asiah dan lain sebagainya ditiap pintu
kamarnya. Dan supaya terurut dan mudah diingat, tiap kamar juga ditandai dengan
huruf abjad mulai dari A samai N. Satu kamarnya terdiri dari 6 samapi 8 orang
dengan 4 ranjang bertingkat dan beberapa lemari buku dan pakaian. Di depan
gedung asrama ada lapangan yang ada ring basketnya. Agak ke kiri lapangan sedikit
disana ada dapur umum dan ruang makan putri. Sedangkan di sebelah kanan ada
kantin yang diberi nama Female Cafe tempat jajan para santri putri. Dan di ujung
sebelah kanan gedung asrama itulah gerbang utama untuk memasuki kawasan ASPI. Kawasan
ini memang tertutup. Tidak sembarangan orang masuk kesini. Apalagi laki-laki. Kecuali ada keperluan penting tentunya.
Tuhan memang telah menciptakan kita
berpasang-pasangan, ada putri ya tentunya ada putra. ASPA, itu sebutan untuk
asrama yang isinya para bujang. Kecuali bapak asramanya,hehe.. Kalau ASPA
berbeda dengan ASPI, selain penghuni tentunya, kawasan ini lebih terbuka.
Letaknya ada dibagian depan dekat gerbang masuk kawasan Islamic Centre
Muhammadiyah (ICM). Sedangkan ASPI ada dibagian ujung kawasan ICM.
Hidup di sini ga bisa hidup bebas seenaknya (udah
kaya di penjara aja kesannya), tapi enggak gitu-gitu amat siy. Ya namanya juga
belajar, kita disini belajar untuk lebih
teratur, makanya diatur dengan peraturan yang ada disana. Tentunya untuk
kebaikan kita juga. Rutinitas kita juga udah ada jadwalnya dari sana. Sama kaya
model pesantren-pesantren lainnya, tapi yang ini agak lain (maksudnya?),hehe.. ya,
memang sekolah yang satu ini tidak sama dengan pesantren yang ada pada umumnya
(menurut saya aja seh, bagaimana dengan anda? :D ). Kurang lebihnya akan
diceritakan ada paragraf selanjutnya. Let’s check it out! hehe
Waktu Subuh. Bangun pagi sebelum adzan shubuh
berkumandang. Ini adalah cobaan yang berat bagi orang-orang yang berselimut.
Betapa tidak, udara pagi di kaki gunung Gede Pangrango yang suhunya rendah itu,
mereka harus melepaskan selimut hangatnya dan turun dari ranjang bertingkat itu
untuk menginjakkan kaki di atas lantai berubin yang dinginnya seperti es.
Pertempuran hebat sering terjadi disini. Pertempuran antara setan dan manusia
berselimut. Biasanya setan paling seneng menggoda manusia yang selimutnya
paling tebell, soalnya suhu dibawah selimut begitu hangat beda banget sama suhu
di luarnya yang dingin menusuk tulang (lebay dah), dan kebanyakkan mereka takluk
sama setan dan memilih untuk tetap bertahan dibawah selimutnya. Ckckck.. Tapi
ga sedikit juga yang bisa mengalahkan bujuk rayu setan itu dan memilih bangkit
untuk melipat selimut dan bergegas menjajaki lantai yang dingin keluar dari
kamar yang berisi 6-8 orang itu menembus angin pagi yang luar biasa menuju
kamar mandi. Dan BbrrRrr.. saraf-saraf di kulit mulai terkejut oleh guyuran air
wudhu, membuat mata yang tadinya masih sayup-sayup setengah sadar menjadi sadar
penuh. Beberapa dari mereka yang memiliki keberanian lebih, ada yang memilih untuk
mandi subuh itu, ya mungkin untuk menghemat waktu pagi nanti atau alasan
lainnya. Ini biasanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kadar kemalasan yang
lebih sedikit.
Dan mereka yang masih berselimut tidak
didiamkan begitu saja. “Tok tokk TOOKK.. Bangun bangun bangun !!” seru ibu
asrama kita yang cantik-cantik yaitu Bu Lina dan Bu Lisna. Mereka yang akan
membangunkan para penghuni asrama yang sering disebut santriwati itu. Tapi ini
bukan hal yang mudah. Karena setan masih berkeliaran dimana-mana. Oleh karena
itu, untuk membantu meringankan tugas itu, pengurus asrama yang juga pengurus
IRM ( IPM sekarang mah) berinisiatif untuk membuat jadwal Bangunin Asrama. Jadi,
tiap hari Bu Lina (sering dipanggil Ibun) dan Bu Lisna akan dibantu oleh
pasukan satu kamar tiap lantainya. Alhasil, tiap subuh selalu ada keributan
yang beraneka ragam. Masing-masing kamar memiliki ide-ide kreatif untuk
membangunkan teman-temannya yang lain. Muai dari yang biasa-biasa aja kaya yang
biasanya ibu asrama lakukan ke tiap kamar, sampai alat musik seperti gitar atau
galon kosong dimanfaatkan juga untuk membangunkan yang lain, dan masih banyak
lagi. Ide yang kreatif dan cukup efektif.
Tapi perjuangan setan tidak habis sampai
disitu. Ternyata masih ada saja yang menuruti ajakan setan itu. Mereka yang
penyakit malasnya sudah akut itu akan dibangunkan kembali oleh bunyi khas menggelegar
yang berasal dari sebuah speaker pengeras suara yang volumenya bisa terdengar
hingga satu kampung,”Teeett TeeEtttT TEEEEEETTT!” bel pun berbunyi. Bunyi yang
cukup mengganggu tapi bisa untuk membuat orang bangun untuk melaksanakan shalat
shubuh berjama’ah. Dan itulah pertanda bahwa shubuh akan datang 5 menit lagi.
Mau tidak mau mereka harus segera bangkit dari tempat peristirahatannya itu dan
bergegas menuju kamar mandi yang ternyata sudah penuh sesak oleh antrian. Ya,
memang ini waktu faforit kebanyakkan santri untuk mengambil air.
Setelah itu, satu persatu dan
berbondong-bondong puluhan santri putri yang mengenakan mukena putih (ada juga
warna lain) berjalan menuju aula di atas kantor sekolah untuk melaksanakan
shalat shubuh berjama’ah. Kenapa ga di masjid? Ya, karena biar lebih dekat
aja,hehe.. Masjid adanya di dekat asrama putra dan biasanya diisi oleh para
warga sekitar juga yang ikut shalat berjama’ah di sana. Jadi, santri putra
shalat di masjid dan santri putrinya shalat di aula. Biasanya kalau shalat
shubuh santri putri diimami oleh Pak Sholichin, yang biasa kita panggil Babeh Ihin,hehe.. Usai shalat shubuh selesai, para
santri kemudian bersiap-siap untuk masuk kelas. Ya sekolah shubuh.
Sekolah subuh. Usai shalat subuh tadi,
biasanya harapan-harapan mulai bermunculan. Banyak yang berharap, sekolah subuh
ini diliburkan supaya bisa tidur lagi,hehe.. Sekolah subuh ini mulai dari jam
04.45 hingga jam 06.00. Hanya diisioleh satu mata pelajaran saja. Pelajaran
umum. Tapi, untuk waktu pagi ini memang enaknya belajar pelajaran eksak. Karena
pagi-pagi gini otak masih fresh dan belum dipenuhi masalah-masalah lain. Jadi kalo belajar Matematika di waktu ini dijamin ga bakal ngantuk deh, hehe
Ketika pukul 6 pagi tiba,”Teeett TeeEtttT TEEEEEETTT!” Bel pun berbunyi nyaring sekali. ini pertanda bahwa waktu sekolah subuh telah usai. Para santriwan dan santriwati pun mulai melangkahkan kakinya untuk kembali ke asrama. Tapi masih ada beberapa yang belum keluar kelas dan memegang sapu. Ya, waktunya piket kelas. Sesuai dengan jadwalnya masing-masing yang telah di buat oleh pengurus kelas. Biasanya yang lebih getol beres-beres kelas itu anak putrinya. Bukan berarti anak putranya ga mau piket, mungkin malu, hehe.. Tapi ada juga ko anak putra yang mau ikut piket di kelas :)
Sementara yang lain piket di kelas, para santri yang lain langsung menuju asramanya masing-masing. Ada yang memilih langsung menduduki kursi ruang makan karna ga mau kehabisan lauk sarapan pagi. Tapi ga perlu khawatir, bagi yang memiliki uang jajan lebih, mereka bisa bikin sarapan di kantin asrama (khusus putri) sesuai dengan kesukaan mereka. Dan yang mau menghemat, ya makan seadanyalah yang sudah disediakan oleh ibu-ibu dapur kita yang gagah perkasa :D. Sambil menonton TV berita pagi atau kartun SpongeBob dan kartun yang lainnya, sarapan pagi pun terasa nikmat bersama kawan-kawan lainnya.
Selain itu ada juga yang langsung menuju kamar mandi karna ga mau kena antrian nantinya. tapi ada juga yang cuma meletakkan gayung beserta peralatan mandinya di depan pintu kamar mandi, pertanda dia sudah menetapkan kamar mandi antriannya. Biasanya, mulai jam 6.45 s/d 7.15 adalah puncak antrian para santri mengantri di kamar mandi. Paling berisik deh kalo udah ngantri gitu. Yang lagi ngantri pada ngobrol masing-masing. Ada yang ngomongin pelajaran "Eh, ente udah ngerjain PR yang kemaren belum? ane lupa nih, nanti liat yah...". Ada juga yang ngomongin orang. Yang ngomong sendiri juga ada, hehe... Yang lagi mandi pun ikutan ngobrol juga, "ceu, bagi sabun cair dong! punya aku udah abis nih". Dan dengan sigap yang dari kamar mandi sebelah "Nih tangkep!", dan tuiiing... hup! botol sabun cair pun berhasil mendarat di kamar mandi sebelah. Sudah biasa kami saling berbagi, Durasi waktu mandi pun bermacam-macam. Ada yang cepet, ada juga yang lumayan, dan juga ada yang ga cepet. Kalo udah lewat pukul 7, kantong kesabaran mulai penuh. Alunan ketukan pintu kamar mandi dari luar mulai bertambah frekuensinya, diiringi dengan teguran halus "Yang di dalem, masih lama gaaa...?". Tapi lama kelamaan teguran itupun bertambah tekanannya dan menjadi "Wooy, yang di dalem buruan dong! udah mau bel nih..". Ya, macem macem deh. Keunikan kaya gini yang ga akan kita temui di rumah.
Selain piket kelas, makan dan mandi, ada aktifitas lain yang harus dikerjakan sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Beres-beres kamar. Minimal banget beresin kasur sendiri deh. Biasanya masing-masing kamar itu udah punya perlengkapan bersih-bersih sendiri. Mulai dari sapu, pelan dan lain sebagainya. Untuk beres-beres yang satu ini, harus dikerjakan dengan sigap, karena pekerjaannya itu sistematis. pertama, masing-masing kamar harus udah nyapu, karna debunya pasti dikeluarkan sampai koridor. Kedua, kamar yang kebagian jadwal piket koridor nyapuin deh semua debu yang ada di koridor, abis itu di pel. jadi, kalo ada kamar yang telas bersihin kamarnya, dia harus nunggu koridor kering dulu atau debunya disimpen dulu deh, hehe.. Ketiga, usahakan koridor atas lebih dulu dibersihiin daripada koridor bawah, karna debu yang disapu itu pasti melewati koridor bawah untuk sampai di halaman depan asrama. Keempat, debu dan sampah yang suda tersapu dimasukkan kedalam bak sampah yang nantinya akan diambil oleh mang Uyun untuk dibawa ke tempat pembuangan sampah. Jadi bersih deh asrama tercinta ini :)
Tepat pukul 7.30 WIB, bel masuk sekolah berbunyi dengan nyaring seperti
biasanya. Dan bersamaan dengan itu, komado dari pasukan khusus kedisiplinan
mulai bergerak dan melakukan hitung mundur dengan suara yang (kalo kata
syahrini) cetar membahana badai. Dengan iringan hitung mundur itu, semua
penghuni asrama dengan sigap mempercepat aktifitasnya dan segera keluar asrama.
Mereka yang bisa membagi waktu dan tidak berleha-leha sudah berada di luar
asrama bahkan sudah berada di ruang kelas. Tapi ga sedikit juga yang dengan
persiapan seadanya berhasil keluar asrama. Ada yang belum menggunakan kaus kaki
dan sepatu, ada yang kerudungnya masih acak-acakan, bahkan buku dan peralatan
tulisnya tertinggal di dalam asrama. Dan pada hitungan terakhir, pintu gerbang
asrama pun sukses terkunci dengan rapatnya. Mereka yang tak sempat keluar
asrama hingga hitungan terakhir, mereka harus bersiap mendapatkan hukuman.
Begitulah kesibukan sehari-hari para santriwati di pagi hari (waktu jamanan aku, hehe). Ribet? tentu tidak, kesibukan-kesibukan ini justru menyenangkan. walau awalnya dengan sedikit keterpaksaan, tapi lama-kelamaan terbiasa juga. Seperti jargon yang sering disebut-sebut dahulu "Dengan terpaksa, kita menjadi bisa, lama kelamaan menjadi biasa". Yang jelas, momen-momen yang kaya gini bikin rindu aja sama almamater tercinta. Entah bagaimana kabarnya di sana, apa masih sama seperti dulu? Semoga baik-baik saja ^_^