Jumat, 26 Juli 2013

Pagi Hari di Asrama Putri


Terkadang mengenang masa lalu itu adalah suatu hal yang menyenangkan. Ya, apalagi kenangan yang kita ingat itu adalah kenangan-kenangan yang indah.

Inilah tempat di mana aku menghabiskan waktu selama 6 tahun bersama teman-teman, adik kelas, kakak kelas, ibu-ibu asrama dan ibu-ibu dapur juga tentunya,hehe.. ya, karena dapur sekolah letaknya ada di dalam asrama ini. Ya, Asrama Putri, yang biasa disebut oleh para penghuninya yang cantik-cantik ini dengan sebutan ASPI. Gedung dua lantai yang terdiri dari 7 kamar tiap lantainya dan diberi nama wanita-wanita sholehah pada zaman Rasul seperti Halimatussa’diyah, Siti Asiah dan lain sebagainya ditiap pintu kamarnya. Dan supaya terurut dan mudah diingat, tiap kamar juga ditandai dengan huruf abjad mulai dari A samai N. Satu kamarnya terdiri dari 6 samapi 8 orang dengan 4 ranjang bertingkat dan beberapa lemari buku dan pakaian. Di depan gedung asrama ada lapangan yang ada ring basketnya. Agak ke kiri lapangan sedikit disana ada dapur umum dan ruang makan putri. Sedangkan di sebelah kanan ada kantin yang diberi nama Female Cafe tempat jajan para santri putri. Dan di ujung sebelah kanan gedung asrama itulah gerbang utama untuk memasuki kawasan ASPI. Kawasan ini memang tertutup. Tidak sembarangan orang masuk kesini. Apalagi laki-laki. Kecuali ada keperluan penting tentunya.

Tuhan memang telah menciptakan kita berpasang-pasangan, ada putri ya tentunya ada putra. ASPA, itu sebutan untuk asrama yang isinya para bujang. Kecuali bapak asramanya,hehe.. Kalau ASPA berbeda dengan ASPI, selain penghuni tentunya, kawasan ini lebih terbuka. Letaknya ada dibagian depan dekat gerbang masuk kawasan Islamic Centre Muhammadiyah (ICM). Sedangkan ASPI ada dibagian ujung kawasan ICM.

Hidup di sini ga bisa hidup bebas seenaknya (udah kaya di penjara aja kesannya), tapi enggak gitu-gitu amat siy. Ya namanya juga belajar, kita disini belajar untuk  lebih teratur, makanya diatur dengan peraturan yang ada disana. Tentunya untuk kebaikan kita juga. Rutinitas kita juga udah ada jadwalnya dari sana. Sama kaya model pesantren-pesantren lainnya, tapi yang ini agak lain (maksudnya?),hehe.. ya, memang sekolah yang satu ini tidak sama dengan pesantren yang ada pada umumnya (menurut saya aja seh, bagaimana dengan anda? :D ). Kurang lebihnya akan diceritakan ada paragraf selanjutnya. Let’s check it out! hehe

Waktu Subuh. Bangun pagi sebelum adzan shubuh berkumandang. Ini adalah cobaan yang berat bagi orang-orang yang berselimut. Betapa tidak, udara pagi di kaki gunung Gede Pangrango yang suhunya rendah itu, mereka harus melepaskan selimut hangatnya dan turun dari ranjang bertingkat itu untuk menginjakkan kaki di atas lantai berubin yang dinginnya seperti es. Pertempuran hebat sering terjadi disini. Pertempuran antara setan dan manusia berselimut. Biasanya setan paling seneng menggoda manusia yang selimutnya paling tebell, soalnya suhu dibawah selimut begitu hangat beda banget sama suhu di luarnya yang dingin menusuk tulang (lebay dah), dan kebanyakkan mereka takluk sama setan dan memilih untuk tetap bertahan dibawah selimutnya. Ckckck.. Tapi ga sedikit juga yang bisa mengalahkan bujuk rayu setan itu dan memilih bangkit untuk melipat selimut dan bergegas menjajaki lantai yang dingin keluar dari kamar yang berisi 6-8 orang itu menembus angin pagi yang luar biasa menuju kamar mandi. Dan BbrrRrr.. saraf-saraf di kulit mulai terkejut oleh guyuran air wudhu, membuat mata yang tadinya masih sayup-sayup setengah sadar menjadi sadar penuh. Beberapa dari mereka yang memiliki keberanian lebih, ada yang memilih untuk mandi subuh itu, ya mungkin untuk menghemat waktu pagi nanti atau alasan lainnya. Ini biasanya dilakukan oleh mereka yang memiliki kadar kemalasan yang lebih sedikit.

Dan mereka yang masih berselimut tidak didiamkan begitu saja. “Tok tokk TOOKK.. Bangun bangun bangun !!” seru ibu asrama kita yang cantik-cantik yaitu Bu Lina dan Bu Lisna. Mereka yang akan membangunkan para penghuni asrama yang sering disebut santriwati itu. Tapi ini bukan hal yang mudah. Karena setan masih berkeliaran dimana-mana. Oleh karena itu, untuk membantu meringankan tugas itu, pengurus asrama yang juga pengurus IRM ( IPM sekarang mah) berinisiatif untuk membuat jadwal Bangunin Asrama. Jadi, tiap hari Bu Lina (sering dipanggil Ibun) dan Bu Lisna akan dibantu oleh pasukan satu kamar tiap lantainya. Alhasil, tiap subuh selalu ada keributan yang beraneka ragam. Masing-masing kamar memiliki ide-ide kreatif untuk membangunkan teman-temannya yang lain. Muai dari yang biasa-biasa aja kaya yang biasanya ibu asrama lakukan ke tiap kamar, sampai alat musik seperti gitar atau galon kosong dimanfaatkan juga untuk membangunkan yang lain, dan masih banyak lagi. Ide yang kreatif dan cukup efektif.

Tapi perjuangan setan tidak habis sampai disitu. Ternyata masih ada saja yang menuruti ajakan setan itu. Mereka yang penyakit malasnya sudah akut itu akan dibangunkan kembali oleh bunyi khas menggelegar yang berasal dari sebuah speaker pengeras suara yang volumenya bisa terdengar hingga satu kampung,”Teeett TeeEtttT TEEEEEETTT!” bel pun berbunyi. Bunyi yang cukup mengganggu tapi bisa untuk membuat orang bangun untuk melaksanakan shalat shubuh berjama’ah. Dan itulah pertanda bahwa shubuh akan datang 5 menit lagi. Mau tidak mau mereka harus segera bangkit dari tempat peristirahatannya itu dan bergegas menuju kamar mandi yang ternyata sudah penuh sesak oleh antrian. Ya, memang ini waktu faforit kebanyakkan santri untuk mengambil air.

Setelah itu, satu persatu dan berbondong-bondong puluhan santri putri yang mengenakan mukena putih (ada juga warna lain) berjalan menuju aula di atas kantor sekolah untuk melaksanakan shalat shubuh berjama’ah. Kenapa ga di masjid? Ya, karena biar lebih dekat aja,hehe.. Masjid adanya di dekat asrama putra dan biasanya diisi oleh para warga sekitar juga yang ikut shalat berjama’ah di sana. Jadi, santri putra shalat di masjid dan santri putrinya shalat di aula. Biasanya kalau shalat shubuh santri putri diimami oleh Pak Sholichin, yang biasa kita panggil Babeh Ihin,hehe.. Usai shalat shubuh selesai, para santri kemudian bersiap-siap untuk masuk kelas. Ya sekolah shubuh.

Sekolah subuh. Usai shalat subuh tadi, biasanya harapan-harapan mulai bermunculan. Banyak yang berharap, sekolah subuh ini diliburkan supaya bisa tidur lagi,hehe.. Sekolah subuh ini mulai dari jam 04.45 hingga jam 06.00. Hanya diisioleh satu mata pelajaran saja. Pelajaran umum. Tapi, untuk waktu pagi ini memang enaknya belajar pelajaran eksak. Karena pagi-pagi gini otak masih fresh dan belum dipenuhi masalah-masalah lain. Jadi kalo belajar Matematika di waktu ini dijamin ga bakal ngantuk deh, hehe

Ketika pukul 6 pagi tiba,”Teeett TeeEtttT TEEEEEETTT!” Bel pun berbunyi nyaring sekali. ini pertanda bahwa waktu sekolah subuh telah usai. Para santriwan dan santriwati pun mulai melangkahkan kakinya untuk kembali ke asrama. Tapi masih ada beberapa yang belum keluar kelas dan memegang sapu. Ya, waktunya piket kelas. Sesuai dengan jadwalnya masing-masing yang telah di buat oleh pengurus kelas. Biasanya yang lebih getol beres-beres kelas itu anak putrinya. Bukan berarti anak putranya ga mau piket, mungkin malu, hehe.. Tapi ada juga ko anak putra yang mau ikut piket di kelas :)

Sementara yang lain piket di kelas, para santri yang lain langsung menuju asramanya masing-masing. Ada yang memilih langsung menduduki kursi ruang makan karna ga mau kehabisan lauk sarapan pagi. Tapi ga perlu khawatir, bagi yang memiliki uang jajan lebih, mereka bisa bikin sarapan di kantin asrama (khusus putri) sesuai dengan kesukaan mereka. Dan yang mau menghemat, ya makan seadanyalah yang sudah disediakan oleh ibu-ibu dapur kita yang gagah perkasa :D. Sambil menonton TV berita pagi atau kartun SpongeBob dan kartun yang lainnya, sarapan pagi pun terasa nikmat bersama kawan-kawan lainnya.
Selain itu ada juga yang langsung menuju kamar mandi karna ga mau kena antrian nantinya. tapi ada juga yang cuma meletakkan gayung beserta peralatan mandinya di depan pintu kamar mandi, pertanda dia sudah menetapkan kamar mandi antriannya. Biasanya, mulai jam 6.45 s/d 7.15 adalah puncak antrian para santri mengantri di kamar mandi. Paling berisik deh kalo udah ngantri gitu. Yang lagi ngantri pada ngobrol masing-masing. Ada  yang ngomongin pelajaran "Eh, ente udah ngerjain PR yang kemaren belum? ane lupa nih, nanti liat yah...". Ada juga yang ngomongin orang. Yang ngomong sendiri juga ada, hehe... Yang lagi mandi pun ikutan ngobrol juga, "ceu, bagi sabun cair dong! punya aku udah abis nih". Dan dengan sigap yang dari kamar mandi sebelah "Nih tangkep!", dan tuiiing... hup! botol sabun cair pun berhasil mendarat di kamar mandi sebelah. Sudah biasa kami saling berbagi, Durasi waktu mandi pun bermacam-macam. Ada yang cepet, ada juga yang lumayan, dan juga ada yang ga cepet. Kalo udah lewat pukul 7, kantong kesabaran mulai penuh. Alunan ketukan pintu kamar mandi dari luar mulai bertambah frekuensinya, diiringi dengan teguran halus "Yang di dalem, masih lama gaaa...?". Tapi lama kelamaan teguran itupun bertambah tekanannya dan menjadi "Wooy, yang di dalem buruan dong! udah mau bel nih..". Ya, macem macem deh. Keunikan kaya gini yang ga akan kita temui di rumah.

Selain piket kelas, makan dan mandi, ada aktifitas lain yang harus dikerjakan sebelum bel masuk sekolah berbunyi. Beres-beres kamar. Minimal banget beresin kasur sendiri deh. Biasanya masing-masing kamar itu udah punya perlengkapan bersih-bersih sendiri. Mulai dari sapu, pelan dan lain sebagainya. Untuk beres-beres yang satu ini, harus dikerjakan dengan sigap, karena pekerjaannya itu sistematis. pertama, masing-masing kamar harus udah nyapu, karna debunya pasti dikeluarkan sampai koridor. Kedua, kamar yang kebagian jadwal piket koridor nyapuin deh semua debu yang ada di koridor, abis itu di pel. jadi, kalo ada kamar yang telas bersihin kamarnya, dia harus nunggu koridor kering dulu atau debunya disimpen dulu deh, hehe.. Ketiga, usahakan koridor atas lebih dulu dibersihiin daripada koridor bawah, karna debu yang disapu itu pasti melewati koridor bawah untuk sampai di halaman depan asrama. Keempat, debu dan sampah yang suda tersapu dimasukkan kedalam bak sampah yang nantinya akan diambil oleh mang Uyun untuk dibawa ke tempat pembuangan sampah. Jadi bersih deh asrama tercinta ini :)


Tepat pukul 7.30 WIB, bel masuk sekolah berbunyi dengan nyaring seperti biasanya. Dan bersamaan dengan itu, komado dari pasukan khusus kedisiplinan mulai bergerak dan melakukan hitung mundur dengan suara yang (kalo kata syahrini) cetar membahana badai. Dengan iringan hitung mundur itu, semua penghuni asrama dengan sigap mempercepat aktifitasnya dan segera keluar asrama. Mereka yang bisa membagi waktu dan tidak berleha-leha sudah berada di luar asrama bahkan sudah berada di ruang kelas. Tapi ga sedikit juga yang dengan persiapan seadanya berhasil keluar asrama. Ada yang belum menggunakan kaus kaki dan sepatu, ada yang kerudungnya masih acak-acakan, bahkan buku dan peralatan tulisnya tertinggal di dalam asrama. Dan pada hitungan terakhir, pintu gerbang asrama pun sukses terkunci dengan rapatnya. Mereka yang tak sempat keluar asrama hingga hitungan terakhir, mereka harus bersiap mendapatkan hukuman.

Begitulah kesibukan sehari-hari para santriwati di pagi hari (waktu jamanan aku, hehe). Ribet? tentu tidak, kesibukan-kesibukan ini justru menyenangkan. walau awalnya dengan sedikit keterpaksaan, tapi lama-kelamaan terbiasa juga. Seperti jargon yang sering disebut-sebut dahulu "Dengan terpaksa, kita menjadi bisa, lama kelamaan menjadi biasa". Yang jelas, momen-momen yang kaya gini bikin rindu aja sama almamater tercinta. Entah bagaimana kabarnya di sana, apa masih sama seperti dulu? Semoga baik-baik saja ^_^ 

3 komentar:

  1. asyik miun,,, yg ini ebih enakan dibacanya... hehehe.... ayo mi nulis lagi... nanti aku share tulisan aku yg baru ya? atau ga kali2 kita bikin tulisan yg temanya sama yu? heheeh

    BalasHapus
  2. revisinya berkali-kali ni tulisan, dah lama bgt sebenernya,hehe
    ayo ga kita bikin tulisan :D

    BalasHapus
  3. Kak miaa izin share di fb sama twitter aku yaa :D

    BalasHapus