Aku tak bisa
mendefinisikan apa itu cinta. Tapi aku bisa melihat betapa cinta itu dapat
mewarnai seseorang yang merasakannya. Dalam hal ini cinta bukan ambisi. Bukan cinta pandangan pertama. Tapi cinta antar dua insan. Cinta yang tumbuh. Bukan
terjatuh.
Aku melihatnya
di mata beberapa orang yang ada di sekitarku. Dan lagi, aku tak dapat
menggambarkan warna cinta itu. Aku hanya merasa yakin bahwa yang ku lihat itu
adalah cinta.
Dulu, aku
pernah membicarakan soal cinta dengan salah satu sahabatku yang ku kenal sejak
kami berseragam putih biru. Kami bercerita tentang beberapa teman-teman kami
yang sedang “jatuh cinta” dan merasakan getirnya perjuangan cinta. Dari
cerita-cerita itu terlontarlah sebuah keinginan dari sahabatku ini, bahwa dia juga ingin merasakan cinta seperti yang dilihatnya itu. Merasakan getirnya mencintai sesorang tapi menyejukkan. Walaupun lelah, tetap kuat seakan ada kekuatan luar biasa yang mengisi hatinya. Ingin sekali. Mungkin itu sebuah keinginan yang sederhana. Tapi aku
merasa begitu takjub menengarnya. Ide itu belum pernah sama sekali terbesit di pikiranku. Karena yang aku tau dicintai saja sudah cukup. Ternyata tidak.
Seiring
berjalannya waktu, kami menjalani kehidupan kami dengan cerita masing-masing. Walau sesekali cerita kami sedikit beririsan. Hingga akhirnya
aku melihat sesuatu yang beda dari biasanya ketika kami membicarakan soal cinta
lagi. Kali ini aku seperti melihat suatu kekuatan yang keras namun lembut.
Sebuah ketegasan untuk tetap bertahan. Dengan mendengar sepenggal kisah hidup yang telah
dilaluinya, cukup meyakinkan ku bahwa itu adalah cinta. Ya, aku melihat cinta itu di
matanya sekarang. Warnanya berubah tak seperti sebelumnya. Terlihat indah.
Melihat
perubahan yang terjadi pada sahabatku itu membuat aku iri. Aku juga ingin
merasakan cinta. Merasakan indahnya mencintai.
Aku bisa
melihat warna cinta itu di mata orang lain. Tapi sayangnya aku belum bisa
melihatnya pada diriku. Apa karena aku tak bisa melihat langsung mataku
sendiri? Ketika aku melihatnya di cermin, yang ku lihat hanya bayangan yang
tidak nyata. Apa mereka sadar saat mereka mencintai? Apa yang mereka rasakan? Kenapa mereka menjadi begitu kuat? Bagaimana caranya agar bisa mencintai seseorang? Apa aku bisa seperti itu?
Entahlah, aku hanya bisa
berharap suatu saat cinta itu tumbuh dan rimbun di hati ini. Sehingga aku bisa
mencintai dia yang telah tulus mencintaiku. Semoga kau bisa bersabar. Satu
pintaku, ajari aku cinta.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBangus ceritanya...
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus